Cari




Lain lubuk lain ikannya, lain daerah pasti juga akan lain adat - istiadat budayanya.Seperti halnya dalam acara sebuah pernikahan, pastinya berbeda - beda dalam pelaksanaannya di suatu daerah tertentu.Walaupun intinya sama pernikahan tujuan utamanya adalah melaksanakan  ijab dan qabul.

Dalam prosesi pernikahan adat budaya jawa ada yang namanya serah terima pengantin.Dimana dalam proses pernikahan tersebut, rombongan keluarga mempelai pria datang di acara resepsi pernikahan yang biasanya diadakan ditempat keluarga mempelai putri.

Dalam proses serah terima terebut terdapat beberapa acara, diantaranya seperti pidato sambutan dari keluarga memepelai pria maupun wanita, acara temu nganten, dll.Dari beberapa acara tersebut yang hampir tak ketinggalan adalah serah terima ayam jago dari keluarga mempelai pria untuk diserahkan kepada keluarga mempelai putri.

Dalam menyerahkan ayam jago tersebut, dari pihak mempelai pria pun tidak hanya sekedar menyerahkan ayamnya saja, namun melalui sebuah proses tarian dan meneriakan kata " Pitu Likur " beberapa kali sambil beranjak menuju tempat tarian yang telah disediakan.Biasanya diatas panggung yang pada malam harinya akan digunakan untuk hiburan tayub.Pitu Likur bila diartikan dalam bahasa indonesia artinya angka Dua Puluh Tujuh.




Begitu pun sebaliknya, dari pihak mempelai putri penerima ayam jago pun tidak hanya sekedar menerima saja pemberian ayam jagonya.Namun juga ikut menari bersama pembawa ayam jago dengan membawa sebuah bakul atau wadah yang didalamnya diisi dengan sebungkus rokok, sejumlah uang dan beberapa kilogram beras.

Beras yang dibawa pada umumnya sejumlah zakat fitrah atau sebanyak 2,5 kilogram.Sedangkan sejumlah uang yang dibawa biasanya sejumlah 27.Bisa Rp.2.700, Rp.27.000, namun tidak menjadi suatu keharusan, hanya sebagai kisaran patokan saja.Yang mungkin pada jaman dahulu ketika adat ini dikenalkan, uang yang dibawa adalah sebesar 27 sen atau 27 rupiah, sehingga kata Pitu Likur menjadi membudaya.Seiring perkembangan jaman nilai tukar mata uang pun berubah dari 27 sen menjadi 27 ribu.

Di dalam tarian tersebut disandiwarakan, pembawa bakul beras ingin merebut ayam jago dari si pembawa.Untuk menarik perhatian ayam jago, si pembawa bakul beras melemparkan beberapa jimpit beras yang dibawanya kearah si pembawa jago sebagai umpannya.Dalam poses menari tersebut biasanya diringi dengan gendhing - gendhing atau lagu jawa.

Setelah beberapa saat menari dan akhirnya selesai.Pembawa ayam jago menyerahkan ayamnya kepada pembawa bakul beras, dan si pembawa beras pun meyerahkan bawaannya yang berupa beras, uang, serta rokok kepada si pembawa ayam jago.

*** ^ ***

Lalu apa maksud dan tujuan diadakannya tarian serah terima ayam jago?Ayam jago yang diserahkan di ibaratkan sebagai mempelai putra yang dipsarhkan kepada pihak keluarga mempelai putri untuk diterima baik sebagai kelurganya pula.Sedangkan sejumlah uang, beras dan rokok adalah perlambang suatu suguhan dari keluarga mempelai putri untuk menyambut kedatangan pihak keluarga mempelai putra.

Semoga bermanfaat.