Cari


Gerbang menuju Obyek Wisata Api Abadi Mrapen

Walaupun terlihat hanya sebatas kota dan juga kabupaten yang kecil dalam hal sumber daya alamnya, sebenarnya Purwodadi-Grobogan menyimpan potensi yang besar yang bisa dikembangkan melalui aset kepariwisataanya.

Ada beberapa wisata alam di kabupaten grobogan yang apabila dikelola dengan baik kedepannya bisa dijadikan sebagai aset daerah yang tak ternilai.Salah satunya adalah Sumber Api Abadi Mrapen.



Sumber Api Abadi Mrapen merupakan salah satu obyek wisata di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang terletak di desa Manggar Mas kecamatan Godong.Untuk lokasi detailnya mudah terjangkau karena memang terletak di tepi Jalan Raya Purwodadi - Semarang, kurang lebihnya berjarak sekitar 27 km kearah barat dari kota Purwodadi.

Api Abadi Mrapen

Api Abadi Mrapen ini merupakan sebuah fenomena alam berupa keluarnya api dari dalam tanah sepanjang hari dan tak pernah padam walaupun hujan turun.Fenomena seperti jarang dan langka terjadi, sehingga akhirnya lokasi dikawasan ini dijadikan sebagai obyek wisata.Namun sayangnya pemerintah daerah setempat belum mengelolanya dengan baik

Sendang Dudo

Selain itu disekitar lokasi obyek wisata Api Abadi Mrapen terdapat juga pemandian air panas alami bernama Sendang Dudo yang dapat digunakan sebagai penyembuh berbagai macam penyakit seperti diantaranya penyakit kulit, dan juga reumatik dikarenakan air dalam pemandian ini mengandung unsur belerang.




Dan tak ketinggalan pula selain sumber api abadi dan pemandian air panas, terdapat pula batu bobot yang menurut mitos apabila seseorang dapat mengangkatnya maka akan terkabulkan semua keinginannya.Batu yang mempunyai berat kurang lebihnya 20 kg ini merupakan peninggalan dari Sunan Kalijaga di abad ke 15.Letaknya berseberangan dengan Api Abadi Mrapen.

Selain dijadikan sebagai obyek wisata, Api Abadi Mrapen juga digunakan untuk acara - acara penting seperti PON, Pekan Olah Raga Nasional sejak PON yang ke 10 tahun 1981, POR PWI tahun 1983, HAORNAS, dan juga pernah digunakan untuk acara pesta olah raga Internasional Ganefo pada tanggal 1 nopember tahun 1963.









Saya sebagai seorang yang berasal dari Purwodadi dan bertempat tinggal pula di Purwodadi, kalau tidak salah baru dua kali mengunjungi obyek wisata ini.Itu pun karena yang pertama kali diajak mampir oleh seorang teman yang kebetulan rumah tempat tinggalnya berada tepat di lokasi Api Abadi Mrapen tersebut.


Bagaimana dengan Anda sendiri, sudah pernahkah anda mengunjungi Obyek Wisata Sumber Api Abadi Mrapen ini?Jika belum dan apabila kebetulan sedang melintas perjalanan melewati jalan raya purwodadi - semarang, sempatkanlah sebentar untuk singgah mampir di obyek wisata ini!




Hari minggu, 3 maret 2013 saya mengajak beberapa teman mencari tempat bersantai, refreshing menyegarkan pikiran.Dan pilihan jatuh pada obyek wisata di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Museum Manusia Purba Sangiran.Yang memang sebelumnya kami telah mempunyai rencana ingin mengunjungi obyek wisata ini sebelumnya apabila ada waktu luang.

Untuk dapat mencapai lokasi museum ini rute yang diambil dalam perjalanan kami tidaklah begitu rumit.Karena dari lokasi tempat tinggal saya, Purwodadi Grobogan hanya tinggal menyusuri sepanjang jalan Raya Solo yakni menuju arah selatan kurang lebihnya sekitar 40 km.

Hingga terdapat pertigaan dan papan nama yang menginformasikan arah menuju Museum Sangiran, lalu mengambil arah kiri atau menuju ke timur, kurang lebihnya sekitar 2 km.Dan sampailah dilokasi tujuan, yang langsung akan disambut oleh gapura selamat datang obyek wisata Museum Manusia Purba Sangiran ini seperti tampak pada gambar diatas.

Namun apabila diambil berangkat awal bermula dari kota Solo menuju arah utara akan menempuh jarak sekitar 15 hingga 18 km.

Museum Manusia Purba ini terletak di Desa Krikilan, Kecamatan Kali Jambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.Didalam Museum Sangiran ini terdapat beberapa informasi yang lengkap tentang kehidupan manusia purba di Jawa yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi.

Di lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil manusia purba Pithecantropus Erectus ( salah satu spesies dalam taxon Homo erectus) oleh seorang arkeolog asal Jerman, Profesor Von Koenigswald.

Untuk bisa masuk museum Manusia Purba Sangiran ini kami hanya tinggal merogoh uang saku sebesar Rp.5.000 saja per orangnya sekali masuk, dengan rincian sebagai berikut :

1.Retribusi masuk kawasan sebesar Rp.3.500 ( Wisatawan Domestik )
2.Retribusi masuk museum sebesar Rp.1.500 ( Wisatawan Domestik )

Ini sesuai dengan karcis tanda masuk ketika kami mengunjungi Museum Sangiran ini, pada tanggal 3 maret 2013 hari minggu bulan kemarin.Yang telah disetujui oleh Pemerintah Kabupaten Sragen dalam peraturan daerah No.2 tahun 2012 sesuai dengan yang tertera pada karcis tanda masuknya.

Lokasi obyek wisata Sangiran ini tidaklah begitu luas.Dihalaman depan setelah gapura pintu masuk terdapat lapangan parkir untuk sepeda motor dan mobil.Serta terdapat pula beberapa warung makan sederhana apabila terus berjalan lurus.Dan sebuah mushola yang terletak dibelakang dibawah area warung makan tersebut dengan menuruni area bertangga yang agak curam.Yang kebetulan memang lokasi tempat mushola ini berada dilokasi tanah yang landai dibagian paling bawah.


Untuk museum utama yang menyimpan hasil temuan berupa fosil - fosil tulang manusia purba dan hewan purba terdapat disebelah kanan area parkir.Yang bangunannya dibagi menjadi 3 tingkat.

Dibagian tingkat ketiga atau yang paling atas setelah keluar dari pintu keluar museum ini, terdapat sebuah taman untuk kita beristirahat apabila merasa lelah setelah berjalan jalan mengelilingi isi seluruh museum.



Saya menyempatkan diri bersama teman - teman untuk foto bersama.Namun sayang hasilnya kurang bagus, dikarenakan hanya menggunakan kamera ponsel yang kualitasnya kurang baik.

Kami tidak begitu lama diobyek wisata ini tidak lebih dari 2 jam, itu pun sudah terpotong istirahat, foto - foto, serta makan siang.Juga dikarenakan perjalan pada waktu berangkat menuju Sangiran ini matahari mendekati hampir tepat diatas kepala.





Di daerah sekitar tempat tinggal saya ( kabupaten grobogan ) terdapat beberapa Obyek Wisata Alam lokal yang menurut saya mempunyai potensi sebagai kekayaan sumber daya alam yang harus dilestarikan.Salah satunya adalah Obyek Wisata Alam Bledug Kuwu

Bledug Kuwu apabila dilihat dari letak geografisnya merupakan sebuah lokasi yang terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.Yang terdapat banyak kawah berlumpur ( Mud Vulcano ) disekitarnya.Kawah - kawah berlumpur ini selalu mengalami letupan - letupan secara berkala yang mengandung garam, yang jarak waktunya berkisar antara 2 sampai 3 menit.Hal inilah yang menarik hingga menjadi tujuan orang untuk melihatnya hingga akhirnya menjadi salah satu tujuan obyek wisata.

Untuk penyebab terjadinya Bledug Kuwu ini, menurut legenda dikalangan masyarakat setempat, konon  terjadi karena adanya sebuag lubang yang menghubungkan antara kawasan bledug kuwu tersebut dengan pantai selatan atau samudera hindia.

Menurut mitos lubang itu merupakan jalan pulang Joko Linglung dari laut selatan menuju kerajaan Medang Kamulan.Konon diceritakan bahwa Joko Linglung berperang melawan Prabu Dewata Cengkar dari kerajaan Medang Kamulan yang telah berubah wujud menjadi sosok buaya putih di laut selatan.Dan Joko Linglung sendiri pun dapat berubah wujud menjadi sesosok Ular Naga

Sedangkan tentang pembuatan lubang oleh Joko Linglung tersebut dilakukan karena suatu syarat tertentu yang harus dikerjakan olehnya sebagai bukti agar ia dapat diakui sebagai anak dari Aji Saka.

Walaupun letaknya yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal saya, justru saya sendiri baru mengunjunginya pertama kali pada bulan september di tahun 2010.Itu pun dikarenakan mengisi sebuah acara hiburan syawalan bersama orkes dangdut OM Mahkota yang diadakan oleh pihak panitia Obyek Wisata Bledug Kuwu.

Terhitung sampai dengan saat ini postingan ini saya tulis, terupdate 29 maret 2013, baru dua kali saya menginjakkan kaki di obyek wisata bledug kuwu ini.Yang kedua kalinya adalah juga di bulan september 2011, yang juga dalam rangka mengisi acara hiburan syawalan bersama orkes yang sama pula.

Hanya beberapa foto yang bisa saya ambil dan saya simpan sebagai kenangan, diantaranya adalah berikut dibawah, action bareng big bos OM Mahkota, Pak Pras yang terbalut kostum group warna kuning dengan sponsor rokok Sukun.



Sayangnya, tak ada dokumentasi video shooting dalam event ini, sehingga tak ada satu lagu pun yang bisa saya simpan data filenya.


Sudah pernahkah Anda mengunjungi Obyek Wisata Bledug Kuwu Kabupaten Grobogan?

Waduk Kedung Ombo


Menyegarkan pikiran karena banyaknya rutinitas pekerjaan adalah salah satu yang sering saya lakukan.Biasanya saya mengajak beberapa teman untuk mengunjungi suatu obyek wisata sebagai salah satu upaya mengantisipasi kejenuhan dengan pekerjaan.

Salah satu obyek wisata yang sering saya kunjungi adalah Waduk Kedung Ombo, selain dari tempatnya yang nyaman dan juga luas untuk berlibur juga dikarenakan jarak lokasinya yang cukup dekat dari tempat tinggal saya.

Entah berapa kali saya mengunjungi obyek wisata ini, yang jelas sudah lebih dari hitungan jari tangan.Baik itu beramai - ramai bersama rombongan teman - teman maupun keluarga, ataupun terkadang saya pergi sendiri tanpa mengajak seorang teman pun.

Pertama kali saya berkunjung ke waduk ini kalau tidak salah di tahun 2003.Waktu itu saya masih tergabung dalam suatu organisasi Group Orkes Dangdut yang terbentuk pada tahun 1999.Yang kebetulan dalam organisasi saya dipercaya sebagai Bendahara, dan didalam group orkes dipercaya memegang bass.

Dikarenakan waktu itu kami ( teman - teman orkes dangdut ) mempunyai visi dan misi yang sama, yakni memajukan musik dengan menambah pengalaman bermain diberbagai event, hingga terbentuklah suatu ide untuk mengisi acara hiburan di Waduk Kedung Ombo.

Yang memang beberapa tahun sebelumnya selalu ada hiburan gratis bagi para pengunjung obyek wisata waduk tersebut yang disediakan oleh Panitia Pengelola Waduk Kedung Ombo selama 1 minggu full untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri, yang pelaksanaanya dilaksanakan pada hari H+1 sampai dengan hari  H+7.Tiga hari pertama diantaranya adalah hiburan orkes dangdut dan dilanjutkan hiburan lainnya.

Nah, dari pihak group orkes sepakat untuk menunjuk saya dan teman saya bagian Humas untuk meloby ke bagian panitia hiburan dan tentunya setelah melampirkan proposal pengajuan perlengkapan lainnya.

Alhamdulillah atas doa dan semangat kami waktu itu, kami diterima baik oleh panitia hiburan obyek wisata kedung ombo.Dan dipercaya mengisi hiburan Syawalan tahun tersebut dan berlanjut ditahun berikutnya.

Sayangnya di tiga tahun berikutnya Orkes Saya tersebut mengalami kemunduran, disaat yang bersamaan saya memdapat tawaran untuk mengisi posisi bassist di orkes baru.Tanpa pikir panjang saya terima tawaran tersebut dan akhirnya saya resmi ikut tergabung dalam sebuah orkes baru pimpinan Drs.Edy Prasetyo yang akrab dikenal sebagai Pak Pras, OM Mahkota New Exist.Yang kemudian juga mendapat tawaran untuk mengisi acara Syawalan di Kedung Ombo dengan sponsor Sukun Executive dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

Berikut adalah beberapa foto kenangan di Obyek Wisata Kedung Ombo, 27 - 28 september 2009 bersama Big Bos OM Mahkota dan salah satu teman personil OM Mahkota ;




Dari beberapa video rekaman acara hiburan syawalan di Kedung Ombo tersebut, hanya beberapa saja yang bisa saya selamatkan dengan mengcopynya dalam bentuk file.Dan salah satunya yang telah saya upload ke You Tube adalah sebuah lagu Penari yang dipopulerkan oleh Dewi Gita, tertanggal 3 nopember 2005.Yang ingin menonton videonya, silahkan lihat disini : Penari _ OM Mahkota New Exist

*** ^ ***
 
Waduk Kedung Ombo sendiri merupakan sebuah waduk yang terbentuk karena sengaja dibuat dengan cara membendung 5 aliran sungai yang terletak di 3 wilayah kabupaten, diaataranya Kabupaten Grobogan,Kabupaten Sragen dan Kabupaten Boyolali.

Waduk Kedung Ombo juga merupakan salah satu waduk terbesar di Jawa Tengah yang diresmikan oleh Alm Presiden Soeharto pada tanggal 18 mei 1991, dengan luas total sekitar 6.576 Ha, dengan rincian detail 2.830 Ha merupakan wilayah perairan dan sisanya 3.746 merupakan wilayah yang tidak tergenang air.

Lokasi yang tidak tergenang air inilah yang menjadi salah satu obyek wisata Kedung Ombo yakni Wana Wisata yang terletak di Desa Wonoharjo Kecamatan Kemusu dengan pemandangannya yang indah.Selain itu untuk wilayah perarairan pengunjung akan disuguhi dengan wisata air, rumah makan apung ( rumah makan diatas air ), berpetualang menggunakan perahu motor mengelilingi lokasi wilayah perariran Kedung Ombo mengunjungi pulau - pulau yang bermunculan di tengah waduk.

Ataupun juga tempat pemancingan yang telah disediakan serta terdapat juga sewa perahu dari nelayan apabila ingin  memancing di tengah waduk.

Apabila Anda belum mempunyai agenda liburan, jadikan Kedung Ombo sebagai salah satu lokasi tujuan.Dan bila ingin menikmati hasil jerih payah tangkapan ikan pancingan sendiri, tidak ada salahnya untuk mencoba meluangkan waktu memancing di Kedung Ombo.