Cari

 



Adalah desa Gundih yang terletak di kecamatan Geyer, yang merupakan wilayah dari kabupaten Grobogan.Merupakan desa dengan luas sekitar 760, 48 Ha yang mempunyai 6 dusun dan berpenduduk kurang lebih hampir 6000 jiwa.Kecamatan Geyer sendiri merupakan kecamatan di Kabupaten Grobogan yang terletak dibagian selatan dan berbatasan langsung dengan kabupaten Sragen.Untuk menuju kecamatan Geyer ini bisa dilalui melalui rute Jln Raya Purwodadi Solo.

Mini Zoo Geyer, yang terletak disebelah timur pasar desa Gundih, yang hanya sekitar 200 meter dari jaln raya utama, purwodadi - solo km 10, menjadi salah satu wisata yang banyak diminati oleh keluarga dan anak2 untuk tempat refreshing bersantai akhir akhir ini.

Sebagai satu satunya kebun biantang mini di Grobogan, Mini Zoo Geyer ini berpotensi menjadikan desa Geyer sebagai desa wisata.Pesona Alam yang masih identik dikawasan ini menjadi faktor penunjang utama berkembangnya wahana wisata di daerah ini.

Dengan area yang mudah terjangkau ( dibelakang balai desa Gundih ) dan HTM yang masih gratis, tentunya Mini Zoo juga masih menjadi target wisata lokal yang cukup menarik untuk dikunjungi.

Bermula dari seorang anak muda kelahiran 28 agustus 1995, Beni Agil Kusuma Putra, yang mencoba menangkarkan satwa dilindungi yaitu merak hijau ( Pavo Muticus ) 6 tahun yang silam, sehingga terbentuklah Mini Zoo Geyer ini.Yang kemudian dalam 2 tahun terakhir ini satwa penangkarannya bertambah dengan kedatangan rusa timor ( Cervus Timorensis ).

Untuk saat ini hanya ada beberapa satwa dilindungi yang ditangkarkan, diantaranya ; burung merak hijau dan rusa timor.Selain itu terdapat pula iguana, burung hantu, musang, kelinci dan beberapa hewan lainnya.

Berencana untuk mengunjungi Mini Zoo Geyer? Berikut ini merupakan cuplikan video beberapa satwa yang ada di Mini Zoo Geyer ini







Walaupun tidak setenar dengan Waduk Kedung Ombo, namun Waduk yang terletak di Desa Klambu, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan ini mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat menjadikannya sebagai waduk multifungsi.



Adalah Waduk Klambu atau yang sering disebut sebagai Bendung Klambu, merupakan sebuah waduk yang terletak 11 km di sebelah barat daya kota Purwodadi.Waduk ini tercipta dari adanya dua aliran sungai yang di bendung, yaitu Sungai Serang dan Sungai Lusi.



Perpaduan dua sungai yang di bendung menjadikan Waduk Klambu ini menghasilkan tandon air yang cukup untuk irigasi pengairan persawahan dan ladang bagi masyarakat setempat khususnya kabupaten grobogan.



Air yang dihasilkan dari waduk ini bisa menghasilakan debit aliran air sebesar 1.500 lt/detik, yang juga mampu mengairi persawahan diluar kabupaten grobogan.Diantaranya adalah irigasi untuk persawahan kabupaten kudus dan pati serta demak yang totalnya sekitar 48.715 Ha.



Dan juga untuk kebutuhan akan air minum untuk wilayah semarang yang dialirkan melalui pipa - pipa yang ditanam didalam tanah sepanjang kurang lebih 45 km.



Selain sebagai sarana irigasi perairan untuk sawah dan ladang bagi masyarakat setempat khususnya, dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ) Klambu, disinyalir bisa untuk mencukupi kebutuhan listrik warga sekitar.Daya listrik yang dihasilkan oleh PLTA Klambu ini lumayan cukup besar, yakni sekitar 1,2 Mega Watt.


Untuk kedepannya apabila dikelola dengan baik oleh pemerintah kabupaten grobogan, Waduk Klambu ini berpotensi sebagai tempat wisata alam yang indah.

Untuk sementara mungkin hanya sebagai wisata air pemancingan yang bisa dinikmati disini, atau pun untuk refreshing hanya sekedar berfoto - foto dan menikmati  sepoi anginya yang semilir di sore hari.

Semoga bermanfaat.





Satu tempat lagi dikawasan Jatipohon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah sebuah obyek wisata yang dapat Anda jadikan tempat untuk rekreasi bersama teman maupun keluarga.Sebuah obyek wisata alam berupa gua yang terbentuk alami yang bernama Goa Lawa dan Goa Macan.

Bila dari arah selatan ( rute bisa dari arah Solo maupun Semarang ) gapura papan nama Goa Lawa dan Goa Macan terletak hanya beberapa ratus meter sebelum Obyek Wisata Sumber Jatipohon. yang terletak di kanan jalan raya Purwodadi- Pati km 10.

Namun jangan salah duga, karena obyek gua yang sesungguhnya masih masuk kedalam lokasi desa Sedayu yang apabila ditempuh masih berjarak kurang lebih 2,3 km.



Seperti halnya dengan Obyek Wisata Sumber Jatipohon, untuk mengunjungi Goa Lawa dan Goa Macan ini kita tidak perlu membayar mahal untuk dapat menikmati indahnya pemandangan sekitar gua.







Retribusi untuk masuk ke Obyek Wisata Goa Lawa dan Goa Macan berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Grobogan Dinas Perhubungan dan Pariwisata adalah sebesar Rp.2.000  per- orangnya.



Dan untuk parkirnya hanya cukup Rp.2.000 pula per-sepeda motornya

1.Goa Lawa
Mulut gua pertama yang dapat kita lihat setelah sedikit mendaki jalan setapak yang telah di paving adalah mulut Goa Lawa, seperti tampak pada gambar di bawah ini ;


Walaupun belum adanya penerangan yang dibuat, namun apabila kita mencoba untuk masuk kedalamnya akan terpampang jelas ruangan yang terbentuk.


Stalaktit akan terlihat jelas di ruangan Goa Lawa ini, karena diatas bagian sisi kiri dan kanan terdapat sebuah lubang hingga sinar matahari dapat masuk dan menerangi sekitar ruangan gua.

Stalaktit merupakan batuan yang bentunya meruncing ke bawah yang berada diatap gua.Ini terjadi karena adanya proses pelarutan air di daerah berkapur yang berlangsung terus menerus ataupun sangat lama.Air ini kemudian akan turun kedalam gua dan menetes dari atap gua hingga ke dasar gua.Dari tetesan air inilah yang lama - lama akan berubah menjadi batuan dan bentuknya meruncing.


Bila terbentuk diatap gua dinamakan stalaktit, namun bila berada di dasar gua disebut stalakmit.


2.Goa Macan
Mulut gua yang selanjutnya yang dapat kita lihat adalah mulut dari Goa Macan.Karena posisinya berada dibagian paling atas, untuk dapat melihatnya setelah dari Goa Lawa kita harus menyusuri kembali jalan menanjak.

Tidak seperti dalam Goa Lawa, apabila kita memasuki Goa Macan ini ruangan gua akan terlihat remang - remang dan agak gelap karena hanya terdapat satu lubang dibagian paling atas gua yang dapat dimasuki sinar matahari.Dan memang belum adanya penerangan yang memang sengaja dibuat untuk keperluan wisata.


Anda berniat untuk mengunjunginya, segera tetapkan harinya.

Semoga bermanfaat!






Jatipohon merupakan suatu wilayah pedesaan yang terletak di kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.Desa yang terletak di bagian utara kabupaten grobogan ini merupakan suatau daerah pegunungan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Dikarenakan merupakan suatu daerah pegunungan, mungkin yang menjadikan Jatipohon ini mempunyai hawa dan udara yang sejuk bila dibandingkan dengan beberapa wilayah lain di Kabupaten Grobogan.Dan hal ini pula yang mungkin menjadikan beberapa obyek wisata yang ada di Jatipohon pun berhubungan dengan pegunungan, seperti misalnya, sumber air, wisata hutan, wisata gua, dll.

 Adalah Obyek Wisata Sumber Jatipohon, yang terletak di Jln Purwodadi - Pati Km.10, Desa Sumber Jatipohon, Kecamatan Grobogan, Jawa Tengah.Merupakan sebuah obyek wisata sumber air yang dikelola oleh daerah setempat

Untuk biaya retribusi masuk ke lokasi wisata ini kita cukup membayar Rp.2000 untuk sekali masuk bila kita menggunakan sepeda motor.Hal ini diterapkan sesuai dengan berdasar pada Peraturan Daerah Desa Sumber Jatipohon No.3 tahun 2013.

Dalam area lokasi Wisata Sumber Jatipohon ada beberapa tempat yang bisa kita lihat dan nikmati, diantaranya adalah ;

1.Sumber Mata Air



Ini merupakan sumber mata air yang terdapat dalam lokasi wisata Sumber Jatipohon.Sumber mata air yang sesungguhnya berada dalam bagunan berwarna cat biru muda seperti tampak pada gambar di atas.

2.Kolam Renang



Bila Anda suka dengan olah raga renang, bisa dengan mencoba segarnya air kolam renang ini.Karena airnya berasal dari sumber mata air murni Sumber Jati Pohon.

Menurut sumber yang didapat dari warga setempat, untuk mengisi kolam renang dengan air dari sumber mata air Sumber Jatipohon, hanya dibutuhkan waktu kurang lebihnya hanya sekitar setengah hari saja.Hal tersebut hanya dapat dilakukan ketikan musim penghujan saja.Namun ketika musim kemarau telah tiba, pengisian kolam renang ini bisa memakan waktu hampir satu minggu lamanya.

Untuk dapat menikmati segarnya berenang di kolam renang ini, kita tinggal mengeluarkan uang saku sebesar Rp,5.000 saja.

3.Rumah Penginapan


Penginapan ini terletak di sebelah selatan Kolam Renang.

4.Taman 


Layaknya sebuah tempat di dataran tinggi yang biasanya terdapat tempat untuk melihat daerah sekitar dari ketinggian, seperti yang terdapat pada Obyek Wisata Selecta Batu Malang, di Jawa Timur, Gardu Pandang Obyek Wisata Kawasan Pegunungan Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah, dll.Di Wisata Sumber Jatipohon ini pun terdapat pula tempat yang sama.

Disini kita dapat melihat indahnya pemandangan dari puncak ketinggian beberapa tempat di sekitarnya.


5.Tempat Pemancingan dan Pondok Makan Lesehan


** ^ **

Selain beberapa tempat tersebut diatas terdapat pula sebuah taman untuk bersantai yang terletak di sebelah barat Pondok Makan Lesehan dengan berlatar belakang pemandangan hutan pegunungan.Disini kita bisa mendaki dan menelusuri tempat dataran agak tinggi untuk melihat beberapa gua alam.






Pantaslah apabila Kudus dikenal dengan sebuatan sebagai kota kretek.Hal ini tidak hanya sekedar penamaan saja, karena sejarah yang terdapat dalam perkembangan kota kudus ini dapat menjawab semua pertanyaan yang mengarah pada penamaan mengapa Kudus disebut sebagai Kota Kretek.

Adalah Museum Kretek yang terletak di Jln Getas Pejaten, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.Merupakan sebuah tempat yang didalamnya terdapat bukti sejarah yang menceritakan awal mula dan perkembangan rokok di kota kudus.

Didalam museum yang diresmikan pertama kali oleh Gubernur Jawa Tengah, Soepardjo Rustam pada tanggal 3 oktober 1986 ini, kita bisa melihat perkembangan rokok dimasa lalu seperti ; alat alat tradisional yang pernah digunakan, beberapa pabrik rokok yang pernah ada dan pendirinya, dll.Hingga contoh berbagai macam jenis rokok maupun sigaret yang pernah diproduksi.

Setelah memasuki gapura Museum Kretek dengan membayar HTM sebesar Rp.1.500 ( hari kerja senin - sabtu ), atau Rp.2.000 ( hari minggu atau tanggal merah ), akan terpampang denah lokasi Obyek kawasan museum ini yang terletak di sebelah kiri di area parkir sepeda motor.

Adapun beberapa tempat obyek dan fasilitas yang ada yang bisa kita lihat dan kita gunakan, atau pun hanya untuk sekedar sebagi media obyek foto kamera adalah sebagai berikut ;

1.Rumah Adat
Disini kita bisa melihar contoh rumah dari adat kudus yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai Benda Cagar Budaya yang harus dilestarikan dan dilindungi, yang disebut sebagai Oemah Pencu.



Bila kita cermati dengan seksama rumah adat yang terdiri dari 3 bagian, yaitu Joglo Satru, Gedhongan dan Pawon ini mempunyai nilai seni yang tinggi.Selain dikarenakan terbuat dari kayu jati pilihan juga karena diukir dengan gaya khas 3 dimensi.

2.Mini Movie
Dalam ruangan yang tidak begitu besar  ini kita akan disuguhkan dengan sebuah Film dokumenter yang berjudul Kudus Kota Kretek, yang didalamnya menceritakan tentang seputar sejarah kota kudus sebagai kota penghasil kretek.



Film dokumenter yang berdurasi sekitar 20 menit ini bisa kita tonton disebuah rungan yang hanya bertempat duduk cukup untuk sekitar 20 orang saja.Dan tentunya kita harus mengeluarkan uang saku terlebih dahulu untuk memasuki dan menontonnya.Hanya sebesar Rp.20.000 saja.

3.Museum Kretek


Ini merupakan tempat utama dari Museum kretek ini.Didalam ruangan ini kita bisa melihat peradaban rokok dan sejarahnya.

Beberapa Hal yang bisa kita lihat disini adalah ;
A.Contoh dan Jenis Rokok atau Cigaret, seperti ;



Rokok Klobot, semisal ; Garbis, Sogo, Nangka, Tjempedak, Sajap Kiri, Delima, Bendol, dll
Sigaret Kretek Tangan, semisal ; Djangkar Mas, Anom, Jambu Bol, Klampok, Gor, Buana, dll
Sigaret Kretek Mesin, semisal ; Perdana, Pamor, Sukun, Djarum, Nikki, Oscar, Crystal, Bintang, Mlindjo, Djinggo, dll

B.Foto Bangunan Perusahaan Rokok Masa Lalu,



Semisal gambar foto PR Djarum, PR Sukun, PR Jambu Bol, dll

C.Peralatan Tradisional 



Semisal alat gilingan tembakau tradisional, alat perajang cengkeh glondong, dll

D.Tokoh Wirastawan dan Pendiri Perusahaan Rokok di Kudus



Semisal ; Oei Wie Gwan ( pendiri PR Djarum tahun 1951 ), HA Ma'ruf (  pendiri Djambu Bol tahun 1937 ), M Atmowidjojo ( pendiri PR Goenoong Kedoe tahun 1910 ), Tjoa Khang Hai ( pendiri PR NV Trio tahun 1912 ), H Ali Asikin ( pendiri PR Djangkar tahun 1918 ), Koo Djee Siang ( pendiri PR Nojorono tahun 1932 ), H M Ashadi ( pendiri PR Delima tahun 1918 ), HM Moeslich ( pendiri PR Teboe & Tjengkeh tahun 1919 ), Sirin Atmo ( pendiri PR Garbis & Manggis tahun 1912 ), MI Wartono ( pendiri PR Sukun tahun 1948 ), serta M Nitisemito ( Maestro rokok kudus PR Ball Tiga Tersohor tahun 1906 )

Selain dari 3 obyek tersebut masih ada beberapa tempat lagi yaitu ;


4.Techno Hall ( belum diresmikan )
5.Water Boom
6.Kolam Renang
7.Ember Tumpah
8.Ruang Pengelola
9.Kios Cindera Mata
10.Kios Kuliner
11.Mushola

Sudahkah Anda mengunjungi atau pun berminat untuk mengunjungi Museum Kretek Kudus?Segera jadwalkan kunjungan Anda ke museum ini bersama keluarga maupun teman.

Semoga bermanfaat.





Diantara beberapa bangunan candi yang ada di wilayah Jawa Tengah, selain Candi Borobudur dan Candi Prambanan, adalah Candi Dieng yang ada di kompleks pegunungan Dieng Wonosobo yang merupakan aset wisata lokal yang perlu juga kita jaga dan lestarikan

Pegunungan Dieng merupakan kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo.Untuk letaknya sendiri berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.



Namun apabila dilihat secara administrasi, Dieng merupakan wilayah yang terbagi atas dua bagian, yaitu Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng ("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Tujuan wisata yang dapat kita nikmati di kawasan Dieng ini adalah eksotika pemandangan yang cukup mengagumkan, ada banyak objek yang bisa dinikmati disini.

Pertama kali memasuki kawasan Dieng ini, kita akan ditarik biaya masuk kawasan sebesar Rp.2.000 per orangnya, dan juga tarif masuk transportasi yang juga sama sebesar Rp.2.000.



Yang kemudian dipungut kembali biaya memasuki wahana obyek sebesar Rp.20.000 per orangnya.Tarif sebesar Rp.20.000 ini menurut saya bukanlah tarif yang mahal, karena dikawasan Dieng ini kita bisa menikmati beberapa obyek wisata yang mempesona.Diantaranya adalah sebagai berikut :

1.Gardu Pandang Dieng




Dari Gardu Pandang ini kita bisa menikmati keindahan panorama daerah sekitar kaki pegunungan Dieng dari atas.Atau sejenak beristirahat dan membuat kenangan dengan aksi foto bersama teman maupun keluarga.

2.Telaga Warna



Telaga Warna, merupakan salah satu telaga yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, disini kita bisa menikmati indahnya pesona telaga yang mempunyai beberapa warna.


3.Kawah Singkidang



Kawah ini merupakan kawah yang lubang kawahnya selalu berpindah.Diambil dari nama jawa Si Kidang atau Si Kijang ( nama hewan ), merupakan hewan yang lincah dan cekatan dan sering berpindah pindah tempat atau tidak jenak berdiam diri.

4.Kompleks Candi Dieng



Selain indahnya eksotika pemandangan, tak kalah menarik pula adalah objek sejarah arsitektur yang ada di kawasan  Dieng ini.Adalah Candi Dieng yang pertama kali temukan kembali pada tahun 1814.

Luas keseluruhan kompleks Candi Dieng mencapai sekitar 1.8 x 0.8 km2. Candi-candi di kawasan Candi Dieng terbagi dalam 3 kelompok dan 1 candi yang berdiri sendiri yang dinamakan berdasarkan nama tokoh dalam cerita wayang yang diadopsi dari Kitab Mahabarata. Ketiga kelompok candi tersebut adalah  sebagai berikut ;

1.Kelompok Arjuna ( candi arjuna, sembadra,semar )
2.Kelompok Gatutkaca
3.Kelompok Dwarawati
4.Candi Bima ( Candi yang berdiri sendiri )

5.Museum Kailasa



Museum yang didalamnya berisi tentang artefak dan cerita mengenai geologi, flora fauna, dan kesenian Dieng.Museum ini terletak hanya bersebelahan dengan candi Kompleks Candi Gatutkaca.


Dari beberapa obyek tersebut masih terdapat beberapa obyek lainnya seperti ; Sumur Jalatunda, Telaga Menjer, Telaga Pangilon, Telaga Merdodo, dan juga beberapa kawah seperti Kawah Candradimuka, dan Kawah Skeri.

Kawah didataran tinggi Dieng tergolong masih aktif, karena masih mengeluarkan belerang panas dan beberapa ada yang beracun. Jika anda tertarik untuk mengunjungi beberapa kawah yang terdapat di kawasan ini sebaiknya menanyakan kepada penduduk sekitar, kawah mana saja yang cukup aman untuk dikunjungi.

Seperti halnya ketika saya mengunjungi kawasan Dieng ini, minggu 22 september 2013, saya bertanya terlebih dahulu dan mencari info, namun pada saat itu kebetulan wisatawan diperbolehkan untuk sekedar melihat lihat dan berfoto, karena gas beracun sedang tidak aktif.Hanya efek dari bau belerang saja yang masih tetap menyengat hidung.
 
Salah satu kawah yang terkenal adalah kawah Candradimuka, yang dinamai menurut cerita bahwa Gatut Kaca dilebur dikawah tersebut.Untuk melihat kawah ini, kita akan dihadapkan dengan jalan menanjak dan jalan yang berliku sangat tajam.

Untuk nama Dieng sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "Di" yang berarti tempat, dan "Hyang" yang berarti dewa pencipta.Secara keseluruhan Dieng dapat diartikan sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Namun penduduk setempat sering mengartikan bahwa Dieng berasal dari kata "edi" yang berarti cantik dalam bahasa Jawa, dan "aeng" yang berarti aneh. Dengan kata lain Dieng adalah sebuah tempat yang cantik namun memiliki banyak keanehan.

Untuk menuju Dataran Tinggi dieng ini, terdapat tiga akses jalur masuk saja, yaitu dari arah Pekalongan, Banjarnegara dan Wonosobo.Apabila Anda ingin mengunjungi Obyek Wisata dikawasan ini, Anda harus melalui salah satu satu dari tiga jalur akses tersebut

Jika Anda dari arah Semarang ( seperti yang saya lakukan  start awal dari Purwodadi, Grobogan ), ketika berangkat saya mengambil arah dari Semarang, Ambarawa, Temanggung, Parakan, Wonosobo, Dieng.Kemudian ketika pulangnya dari arah Dieng, Wonosobo, Parakan, Kedu, Temanggung, Kaloran, Sumowono, Bandungan, Semarang.

Sedangkan jika anda dari arah Yogyakarta sebaiknya mengambil dari arah Magelang dan terus menuju ke Wonosobo.

Walaupun dengan melalui jalan yang berliku serta jurang dengan dinding - dindingnya yang terjal di kiri kanan jalan, namun saat Anda telah tiba di lokasi, rasa cemas dan khawatir akan segera terobati dengan pemandangan yang telah berubah.Jurang dan dinding yang terjal, berganti dengan pemandangan baru.Dan bersiaplah Anda untuk menikmati pesona alam Dieng yang Eksotik ini.

Dataran tinggi Dieng, konon merupakan dataran tertinggi kedua setelah Nepal. Kawasan ini kerap diselimuti kabut tebal, dengan suhu dingin yang menusuk tulang dikarenakan berada di ketinggian diatas 2000 meter.

Kawasan Dieng ini terletak sekitar 26 km di sebelah Utara ibukota Kabupaten Wonosobo, dengan ketinggian mencapai 6000 kaki atau 2.093 m di atas permukaan laut.Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin. Temperatur berkisar 15—20°C di siang hari dan 10°C di malam hari. Bahkan, suhu udara terkadang dapat mencapai 0°C di pagi hari, terutama antara Juli—Agustus.Penduduk setempat menyebut suhu ini sebagai bun upas yang artinya “embun racun” karena embun ini dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Dataran tinggi Dieng yang berada di ketinggian 2000 kaki dari permukaan laut ini dikelilingi oleh perbukitan dan memiliki tiga dataran.Yang konon dataran ini terbentuk, akibat letusan dashyat dari Gunung Merapi, hingga bagian puncak gunung terlempar.

*** ^ ***



Sudahkah Anda mengunjungi pesona alam di kawasan Dieng ini?Apabila belum segeralah untuk membuat jadwal dan menetapkan tanggal untuk segera mengunjunginya.Salam.

NB : Oh ya, dan jangan lupa untuk mencoba khasiat dari Purwaceng, oleh - oleh khas Obyek Wisata Kawasan Dieng ini! 



Dan semoga bermanfaat.



Adalah Candi Borobudur yang merupakan salah satu peninggalan sejarah bangsa ini yang telah mendunia dan bahkan diakui sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia serta pula oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai salah satu dari daftar Word Wonder Heritages ( Daftar Peninggalan Sejarah Dunia ) pada tahun 1991.

Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sekitar 40 km sebelah barat laut Jogjakarta, 7 km arah selatan Kota Magelang, dan 100 km sebelah barat daya Semarang.

Letak berdirinya bangunan candi borobudur ini terletak diatas sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 265 m yang berada di 870 m diatas permukaan laut yang disebelah sisinya dikelilingi oleh dua pasang gunung kembar, yakni disebelah bagian barat laut terdapat Gunung Sundoro dan Gunung Sumbing dan disebelah timur laut terdapat Gunung Merbabu dan Gunung Merapi.

Yang juga apabila diamati lebih jelas sebenarnya candi borobudur ini terletak pula di pertemuan antara dua sungai yakni Sungai Progo dan Sungai Elo.

Selain terdapat 4 gunung disebelah sisinya, terdapat pula perbukitan yakni Bukit Tidar dibagian utara sisi bukit yang ditempati candi borobudur ini.Untuk disebelah sisi selatannya paling dekat dekat dengan perbukitan Menoreh.

Untuk bisa memasuki lokasi candi haruslah terlebih dulu melakukan antrian dan merogoh uang saku untuk pembelian tiket masuk dengan HTM sebesar Rp.30.000 untuk dewasa, sedangkan Rp.12.500 untuk anak - anak dibawah umur 6 tahun.

Ketika pertama masuk lokasi setelah memasuki pintu loket, akan kita jumpai pemandangan sebuah taman yang luas dengan suguhan sebuah pohon beringin yang cukup besar diawal kompleks taman ini.Kita bisa sedikit istirahat ditaman ini ataupun sekedar untuk berfoto - foto sebelum melanjutkan perjalanan menuju area candi.

Ditengah perjalanan menyusuri taman yang mengarah ke area candi ini tidak sedikit akan kita jumpai para pedagang pernak - pernik seperti kaus, hiasan dinding untuk rumah, dan lain - lain sebagai cindera mata yang bertemakan Candi Borobudur untuk kita bawa pulang sebagai kenang - kenangan.
 
Selanjutnya, sebelum benar - benar melihat bentuk candi dari halaman muka dalam menyusuri taman tersebut, akan kita dengar suara perintah dari sebuah pengeras suara yang mewajibkan para pengunjung obyek wisata untuk mengenakan kain batik yang telah disediakan.Tak terkecuali juga wisatawan asing mancanegara yang tetap harus melilitkan sebuah kain batik dengan mengikatkannya di pinggang.Hal ini diwajibkan untuk tetap melestarikan aset kebudayaan daerah khususnya batik agar tetap lestari.

Setelah mengenakan kain batik ditempat yang telah disediakan pemandangan bentuk candi pun akan segera tampak, dan kita cukup untuk menyusuri taman depan candi sepanjang kurang lebih 100 meter ini untuk kita benar - benar memasuki kawasan candi yang sesungguhnya dengan menaiki tangga yang terbuat dari bebatuan karena memang bangunan candi berdiri diatas sebuah lokasi tanah yang agak tinggi.

Dan apabila Anda memasuki kawasan kompleks candi ini di siang hari yang terik bersiap siaplah untuk bermandi keringat dan berhitam legan dengan kulit Anda. 

Di area candi ini kita akan dibuat terkagum - kagum dengan tampilan bentuk candi yang terbuat dari bebatuan ini.Dengan banyak seni ukir pahat bebatuan yang ada dalam dinding candi sebagai relief juga patung dan arca yang akan membuat kita untuk sedikit berpikir siapakah gerangan pembuatnya dijaman waktu itu

Apabila dilihat dari segi arsitek bangunan candi borobudur ini berbentuk punden berundak yang terbagi atas 3 bagian yang terdiri 10 tingkat, yaitu bagian atas candi yang dinamakan Arupadahtu, dibagian tengah disebut Rupadhatu dan bagian bawah Kamadhatu.






Candi borobudur mempunyai luas sekitar 123m x 123m dengan tinggi sesungguhnya 42 meter sebelum direnovasi dan berubah menjadi hanya setinggi 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawahnya digunakan sebagai penahan.Sedangkan enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran serta satu tingkat tertinggi yang berupa stupa budha yang menghadap ke arah barat.



Sesuai dengan mahzab dalam ajaran Budha Mahayana, bahwa setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia.Setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.

Didalam tingkatan candi borobudur, di bagian dasar dinamakan dengan Kamadhatu, yang artinya melambangkan bahwa manusia yang masih terikatoleh nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu yang melambangkan bahwa manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih tetap terikat oleh rupa dan bentuk.Sementara, tiga tingkat di atasnya yang terdapat stupa yang berlubang-lubang dinamakan Arupadhatu, yang melambangkan bahwa manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk.



Sedangkan untuk bagian paling atas sendiri yang dinamakan Arupa melambangkan tentang nirwana, yang merupakan tempat Budha bersemayam.

Selain bentuk candi yang terlihat megah dan kokoh, yang membuat candi ini bernilai sejarah yang tinggi yakni dilengkapinya bangunan candi ini dengan seni tektur relief yang terpahat disebagian dinding candi sebanyak 1604 relief.Dan juga terdapat pula sebanyak 504 Arca dan 73 buah Stupa yang melengkapi bangunan candi ini.

Tentang nama Borobudur dan asal usul pembuatannya saat ini pun masih simpang siur mengenai sejarahnya.Diyakini sebelumnya bahwa candi ini merupakan bukti sejarah atau prasasti yang didirikan oleh para penganut ajaran agama Budha Mahayana pada tahun sekitar 800-an Masehi dibawah pemerintahan Dinasti atau Wangsa Syailendra Kala itu.

Namun ada juga yang menyatakan bahwa candi borobudur merupakan Peninggalan Nabi Sulaiman yang yang diperkuat dengan 40 bukti - bukti dan ditulis dalam sebuah buku Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman yang diterbitkan pada awal bulan agustus 2012 kemarin oleh KH Fahmi Basya.Bisa Anda baca dan lihat disini

Untuk nama Borobudur sendiri  kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" ( bhudara ) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras.

Selain itu terdapat pula beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa kata Borobudur berasal dari kata bara dan budur. Bara atau vihara yang artinya kompleks candi dan budur atau beduhur yang berarti di atas atau bukit.

Sebagai gambaran diatas bisa jadi borobudur bisa diartikan sebagai kompleks candi yang berada di atas bukit.



Anda pernah berkunjung ke obyek wisata candi borobudur?Apabila belum segera masukan nama candi borobudur dalam daftar nama tempat liburan Anda!






Berbagi pengalaman menurut saya adalah suatu hal yang menarik, namun apabila dijelaskan dengan kata dan kalimat tentang  kata "menarik" itu, saya mungkin tak bisa menerangkannya dengan jelas mengapa pengalaman bisa menjadi sesuatu yang menarik.

Dan didalam postingan artikel ini pun saya tak akan membahasnya.Karena saya hanya akan bercerita tentang sesuatu yang menurut saya menarik.

Anda tahu tentang Kabupaten Grobogan, tentang obyek wisatanya?Apabila Anda berdomisili diluar area dan jauh dari kabupaten grobogan, serta tahu beberapa obyek wisatanya mungkin Anda hanya akan menyebut tiga nama, pertama Obyek Wisata Kedung Ombo, kedua Obyek Wisata Api Abadi Mrapen, dan ketiga Obyek Wisata Bleduk Kuwu.  

Akan tetapi ada satu yang terlupakan yang juga merupakan wisata alam yang berarea lokasi di grobogan.Salah satu obyek wisata dikawasan kabupaten grobogan ini, mungkin satu satunya obyek wisata yang berupa air terjun di grobogan, namanya Air Terjun Widuri.

Dengan memiliki ketinggian air terjun yang jernih setinggi kurang lebih 40 meter, dan disekelilingnya terdapat pemandangan yang hijau serta pepohonan yang dijadikan sebagai tempat tinggal kera - kera, menjadikan Wisata Widuri ini terlihat begitu indah dan sejuk.

Selain dikunjungi oleh para pelancong, Air Terjun Widuri yang terletak di desa Kumaduh Batur,Kecamatan Tawang Harjo, Kabupaten Grobogan in, juga kerap dijadikan sebagai tempat bumi perkemahan.



Saya berkunjung kelokasi Air Terjun Widuri ini pertama kali kalau tidak salah di tahun sekitar 2003/2004.Waktu itu ketika rute jalannya masih jalan berbatu ( jalan arah menuju utara dari jalan raya Ngantru, Purwodadi- Wirosari ).



Setahu saya jalan arah utara menuju Widuri ini telah mengalami 2 kali perubahan.Pertama ketika jalan berbatu berubah menjadi berasapal dan enak untuk dilewati kendaraan bermotor maupun mobil.Yang kedua adalah jalan beraspal yang halus berubah kembali menjadi jalan bergelombang ketika pertama masih menjadi jalan bebatuan ( dibagian tengan perjalanan yang melewati hutan ).

Dan jalan beraspal yang halus yang telah berubah kembali menjadi bebatuan dan bergelombang inilah yang hingga sekarang masih bertahan.

Namun untuk dikilometer pertama menuju Widuri dari jalan raya sebagian telah dicor separuh dibagian pinggir jalan

*** ^ ***



Tertarik untuk menjadikan Air Terjun Widuri sebagai pengalaman menarik Anda?Hanya dengan merogoh kocek uang saku sebesar Rp.3.000 ( sudah termasuk HTM dan parkir sepeda motor ), Anda sudah dapat menikmati indahnya pesona air terjun widuri.




Gambar : Update foto terbaru diambil pada hari kamis, 29 mei 2014